Pages

Subscribe:

Translate

Selasa, 02 April 2013

Analisis framing


Pada dasarnya framing adalah metode untuk melihat cara bercerita media atas peristiwa. Cara bercerita itu tergambar pada “cara melihat” terhadap realitas yang dijadikan berita. “cara melihat” ini berpengaruh pada hasil akhir dari konstruksi realitas. Analisis framing adalah analisis untuk melihat bagaimana media mengontruksikan realitas. Analisis framing juga dipakai untuk melihat bagaimana peristiwa dipahami dan dibingkai untuk melihat bagaimana  peristiwa dipahami dan dibingkai oleh media.
            Ada dua esensi utama dari frmaing. Pertama, bagaimana peristiwa dimaknai, ini berhubungan dengan bagian mana yang diliput dan mana yang tidak diliput. Jedua, bagaimana fakta itu ditulis, aspek ini berhubungan dengan pemakaian kata, kalimat, dan gambar untuk menduung gagasan. Model framing yang diperkenalkan oleh Pan dan Kosicki ini adalah salah satu model yang paling populer dan banyak dipakai.

Proses Framing
Menurut Pan dan Kosicki ada dua konsepsi dari framing yang saling berkaitan.
1.    Dalam konsepsi psikologi. Framing dalam konsepsi ini lebih menekanan pada bagaimana seorang memproses informasi dalam dirinya. Framing beraitan dengan struktur dan proses kognitif, bagaimana seseorang mengolah sejumlah informasi dan ditunjukan dalam skema tertentu. Framing disini dilihat sebagai penempatan informasi dalam suatu konteks yang unik dan menempatan elemen tertentu dari suatu isu dengan penempatan lebih menonjol dalam kognisi seseorang.
2.    Konsepsi sosiologis, pandangan ini lebih melihat pada bagaimana konstruksi sosial atas realitas. Frame disini dipahami sebagai proses bagaimana seseorang mengklasifikasikan, mengorganisasikan, dan menafsirkan pengalaman sosialnya untuk mengerti dirinya dan realitas diluar dirinya. Frame disi berfungsi membuat suatu realitas menjadi teridentifikasi, dipahami, dan dapat dimengerti karena sudah dilabeli dengan label tertentu.
            Bagaimana konsepsi psikolohi dan sosiologi tersebut digabung dalam satu model ? ini dapat dilihat dari bagaimana suatu berita diprodusi dan peristiwa dikonstruksi oleh wartawan. Dalam mengkonstruksi suatu realitas, wartawan tidak hanya menggunakan konsepsi yang ada dalam pikirannya semata. Pertama, proses konstruksi itu juga melibatkan nilai sosial yang melekat dalam diri wartawan. Nilai-nilai sosial yang tertanam mempengaruhi bagaimana realitas dipahami. Ini umumnya dipahami bagaimana kebenaran diterima secara taken for granted oleh wartawan. Sebagaian dari lingkungan sosial, wartawan akan menerima nilai-nilai, kepercayaan yang ada dalam masyarakat. Kedua, ketika menulis dan mengkrontuksi berita wartawan bukanlah berhadapan dengan publik yang kosong. Bahkan ketika peristiwa ditulis, dan kata mulai diusun, khalayak menjadi pertimbangan dari wartawan. Hal ii karena wartawan bukan menulis untk dirinya sendiri, melainkan untuk dinikmati dan dipahami oleh pembaca. Ketiga, proses konstruksi itu juga ditentukan oleh proses produksi yang selalu melibatkan standar kerja, profesi jurnalistik, dan standar profsional dari wartawan.

Perangkat framing
            Model ini berasumsi bahwa setiap berita mempunyai frame yang berfungsi sebagai pusat dari organisasi ide. Ini adalah suatu ide yang dihubungkan dengan elemen yang berbeda dalam teks berita (seperti kutipan sumber, latar informasi, pemakaian kata atau kalimat tertentu) kedalam teks secara keseluruhan. Frame ini berhubungan dengan makna, bagaimana seeorang memaknai suatu peristiwa dapat dilihat dari perangkat tanda yang dimunculkan dalam teks. Perangkat framing dapat dibagi kedalam empat strutu besar, yaitu :
1.    Struktur sintaksis, bergubungan dengan bagaimana wartawan menyusun peristiwa-pernyataan, opini, kutipan, pengamatan atas peristiwa- kedalam bentuk susunan umum berita. Struktur semantik ini dengan demikian dapat diamati dari bagian (lead yang dipakai, latar, headine, kutipan yang diambil, dsb).
2.    Struktur srip, ini berhubungan dengan bagaimana wartawan mengisahkan atau menceritaan peristiwa ke dalam bentuk berita. Struktur ini melihat bagaimana strategi cara becerita atau bertutur yang dipakai oleh wartawan dalam mengemas peristiwa kedalam bentuk berita. Struktur skrip memfokuskan perangkat framing pada kelengkapan berita:
a. What (apa)
b.  When (kapan)
c. Who (siapa)
d. Where (di mana)
e. Why (mengapa)
f. How (bagaimana)
3.    Struktur tematik, berhubungan dengan bagaimana wartawan mengungkapkan pandangannya atas peristiwa ke dalam proposisi, kalimat atau hubungan antarkalimat yang membentuk teks secara keseluruhan. Tematik adalah cara wartawan menulis fakta, struktur tematik mempunyai perangkat framing:
a. Detail
b. Maksud dan hubungan kalimat
c. Nominalisasi antar kalimat
d. Koherensi
e. Bentuk kalimat
f.  Kata ganti
4.    Retoris adalah cara wartawan menekankan fakta. Struktur retoris mempunyai perangkat framing.  Unit yang diamati adalah kata, idiom, gambar/foto, dan grafis
a.Leksikon/pilihan kata. Perangkat ini merupakan penekanan terhadap sesuatu yang    penting.
b. Grafis
c. Metafor
d. Pengandaian

Teori Terbaru Frame dan Framing
            Teori ini dikembangan oleh Goffman yang berfokus pada bagaimana individu belajar secara rutin memaknai dunia sosial mereka. Dari perluasan ide Goffman ini terciptanya sebuah kerangka konseptual yang membahas mengenai konteks sosial politik dan konsekuensi sosial politik jangka panjang dari frame yang dipelajari di media.
            Menurut peneliti framing, Gamsson. Framing dalam banyak peristiwa sosial sangat dipertentangkan. Oleh karena itu, kerangka yang digunakan dalam diskursus publik dikembangkan dan dipromosikan oleh individu atau kelompo yang berkepentingan dalam menguatkan sudut pandang tertentu dibanding sudut pandang yang lain dalam dunia sosial. Ketertarikan Gamson adalah padakemampuan aktivis pergerakan dalam membawa perubahan sosial yang menyatakan mengenai pandangan konsruksionisme sosial bahwa lembaga sosial dan elite yang memimpinnya mampu mendominasi dunia sosial bahwa memaksakan frame yang mendukung kepentingan mereka.


Framing dan Objektivitas
            Teori framing menantang pemahaman mengenai jurnalisme yang sudah lama diterima pendapat bahwa berita dapat dan harus objektif. Beberapa penelitian framing membahas mengenai strategi yang digunakan oleh elit politik dan sosial untuk memanipulasi cara jurnalis melakukan framing pada berita. Frame realitas sebagai sebuah pemberitaan ketika elite yang berkepentingan melibatkan jurnalis dalam membangun drama berita sehingga mengaburkan realitas kontekstual yang mendasarinya.
            Goffman mengamati kebanyakan berita mengenai pelanggaran frame, yang membuat banyak peristiwa jadi bernilai berita. Penyimpangan mulai menyimpang dari suatu kebiasaan menjadi bukan sebuah berita. Khalayak berita memiliki kepentingan tertentu dan menginginkan berita yang sifatnya menenangkan. Salah satu hal penting yang dilakukan berita terhadap pemirsa pada umumnya adalahh menawarkan mereka pesan ritual yang memberikan jaminan bahwa dunia akan tetap berjalan sebagaimana biasa.

Efek Frame Berita terhadap Khalayak
            Ekspos terhadap berita berdampak pada pembelajaran yang konsisten dengan frame yang menyusun pemberitaan. Jika pemberitaan didominasi oleh frame yang tunggal, terutama datang dari elite pengusaha maka pembelajaran cenderung akan dipandu oleh frame tersebut. Pemberitaan juga dapat secara kuat mempengaruhi cara pemirsa memaknai berita dan tokoh utama didalamnya, terlebih terhadap berita yang secara terus menerus dipublikasikan mengenai peristiwa yang relevan. Umumnya, peliputan berita diberikan frame untuk mendukung status quo yang menyebabkan adanya pandangan yang tidak mendukung pergerakan.
  










Daftar Pustaka

Mulyana, Dedi dan Eriyanto. 2002. Analisis Framing : Konstruksi, Ideologi, dan Politik                 Media. Yogyakarta. LKIS




0 komentar:

Posting Komentar