Pages

Subscribe:

Translate

Rabu, 03 April 2013

contoh feature ( "rokok ≠ keren " )


Senin (23/05/2011) 

Zaman sekarang siapa sih yang ga kenal sama rokok ? bahkan banyak pemuda sekarang yang berpendapat “gak ngerokok itu ga gaul”.Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga 120 mm (bervariasi tergantung negara) dengan diameter sekitar 10 mm yang berisi daun-daun tembakau yang telah dicacah. Rokok dibakar pada salah satu ujungnya dan dibiarkan membara agar asapnya dapat dihirup lewat mulut pada ujung lainnya.
Rokok biasanya dijual dalam bungkusan berbentuk kotak atau kemasan kertas yang dapat dimasukkan dengan mudah ke dalam kantong. Sejak beberapa tahun terakhir, bungkusan-bungkusan tersebut juga umumnya disertai pesan kesehatan yang memperingatkan perokok akan bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan dari merokok.
Rokok ada tanpa mengenal siapa yang menghirupnya, gak cewek gak cowok, gak tua, gak muda bahkan batita, semua terdapat dalam daftar pecandu rokok, baik yang aktif maupun pasif. Awalnya dari rasa ingin tau, kemudian penasaran, selanjutnya mencoba, dan akhirnya ketagihan. Bahkan ketika saya bertanya pada salah satu teman saya, Ardi (17thn) apa enakknya merokok. Ia pun menjawab dengan santai “bisa ngurangin stres” namun rasa ingin tau saya tentang nikmatnya merokok tak hanya terpaku pada satu jawaban saja, ada juga yang berpendapat bahwa rokok sudah termasuk kebutuhan hidupnya.
Namun sebagian orang yang tidak merokok berpendapat bahwa merokok adalah sebuah kebodohan, karena banyak orang terpengaruh denga kata “merokok = keren”.  Itu istilah yang mereka buat sendiri agar orang lain terpengaruh dan ikut merokok, karena orang-orang yang terpengaruh ingin dinilai ‘keren’ atau tidak ‘cupu’ maka mereka pun akhirnya merokok dan pada saat itulah zat nikotin dan sebagainya bereaksi sehingga timbulah rasa puas, nyaman, enak dan ketagihan.
Dan yang disebut “bodoh” itu maksudnya sudah tau kalau pabrik rokok nya sendiri yang memperingatkan mereka “aku (rokok) bahaya, jangan kenal sama aku karna menyebabkan gangguan-gangguan negatif. Lha kok masih mau berteman denganku ? ”  secara logika, mereka sudah tau itu adalah racun yang sudah melarang untuk dikonsumsi, namun masih saja tetap nekat mengkonsumsi racun tersebut.
Mengenai rokok pasif, tanpa disadari orang yang tidak merokok pun ikut ‘kecipretan’ dampak dari rokok tersebut. Pernah suatu hari terjadi perbincangan antara dua orang  "ngapain kamu takut mati ? berdasarkn survey, yang pasif lebih bahaya dari yang aktif” kemudian temannya menjawab
"Menerima asap putih itu dalam hidupku berarti menerima teman-temanku apa adanya",
"Itukah harga sebuah pertemanan? KEMATIAN??", tanya temannya,
"Asap itu tidak akan mempercepat ataupun memperlambat waktu kematian, kematian adalah takdir yang sudah ditentukan.. aku tidak bisa mencegahnya", sautnya.
Jadi mau tak mau perokok paasif harus ikut menghirup asap rokok yang ditimbulkan dari perokok aktif. 
“Asap putih itu seburuk apakah dia ? Hingga setiap orang yang mengepulkannya dipandang sebelah mata ?
Lihatlah, tak sedkit orang berprestasi tapi terikat oleh asap itu.
Apakah mencintai asap putih itu brarti memiliki kedudukan rendah di hadapan-Nya??
Sekiranya tidak akan ada pertanyaan ‘Apakah kamu pecandu asap?’ yang bakal keluar dari mulut malaikat di alam kubur sana..” (ahmad, 17 thn)
Begitulah pernyataan dari salah satu perokok pasif mengenai asap rokok yang sering ia hirup ketika berkumpul dengan teman-temannya yang merupakan perokok aktif.




oleh : danik isnawati (tugas features)
narasumber : Ardiansyah, M.Resya, Ahmad.M

0 komentar:

Posting Komentar