Pages

Subscribe:

Translate

Minggu, 24 Maret 2013

Wawancara Public Relation seputar Wartawan



Salah satu tugas Public Relation adalah memberitahukan kepada publik mengenai launching product atau suatu kegiatan penting yang akan dilaksanakan oleh perusahaannya dan untuk mencapai tujuan itu PR tidak dapat berjalan sendiri karena pasti memerlukan bantuan-bantuan dari pihak lain seperti bagian marketing communication, production, juga termasuk agency media reation. Salah satu agency media relation yang sering diminta untuk membantu tugas PR adalah BBDO Proximity Indonesia dan dalam agency tersebut, bagian media relation mempunyai tugas utama yaitu berhubungan dengan wartawan.
            Menurut Pak Hady yang menjabat sebagai Director of production dari tahun 2004-sekarang bahwa acara yang dibuat Proximity sebagai agency merupakan acaranya clientmedia relation ini tidak langsung berhubungan dengan PR. Tapi sebenarnya justru ini order yang membantu PR perusahaan. Kebanyakan client kita ini adalah PR internal dari perusahaan”. Biasanya paling sering adalah kegiatan launching product tapi sebelumnya agency ini melihat dulu jenis produknya. Misalkan Bank atau launching Apartement, setelah itu baru dilihat segmen media yang akan dgunakan adalah misalnya untuk media cetak adalah majalah bisnis, lalu tv, print add, dan digital yang biasanya paling cepat upload nya ketimbang media lain. “biasanya kita kasih list ke client untuk didiskusikan media mana saja yang diundang untuk hadir diacara yang kita buat”. Untuk masalah tempat juga mereka yang mengajukan tapi tetap client yang menentukan, begitu juga untuk mengurus veneu dan undangan mereka yang mengusahakan tapi tetap sesuai arahan dan budget dari client.

            Ketika mengadakan Press Confrence juga terdapat beberapa kendala, diantaranya mengenai ketepatan wartawan saat diundang Press Confrence atau ketika dalam acara juga terdapat artis atau tokoh penting yang datang, seperti kata Pak Hady “biasanya lebih kepada pengaturan saat mereka (wartawan) datang, kadang kalau acaranya di Jakarta mereka belum datang, tapi kita tetap hubungi, bertanya mereka sudah sampai mana dan itu sering dilakukan sebelum satu jam acara dimulai. Repotnya biasanya pada saat artis yang datang, biasanya media relation kita tau mana yang wartawan infotiment dan mana yang bukan. Lalu biasanya kita bagi sesi kalau yang mau wawancara one of one diluar itu kita kasi waktu dan kita biasanya memberi tau juga ke tokoh atau artis nya buat siaga, namun yang agak dirisihkan terkadang pertanyaan para wartawan itu diluar pembahasan mengenai produk, tapi memang hal itu tidak bisa dihindari”.
            Pada saat melakukan press confrence terbuka mereka lebih mengutamakan kenyamanan para undangan. Untuk wartawan, mereka menangani cukup tertib karena dari peraturan yang dibuat juga sangat ketat, jadi untuk wartawan yang tidak diundang, mereka tidak bisa masuk dan harus menunggu diluar. “untuk press confrence terbuka, kita meminta list pertanyaan pada wartawan tapi untuk yang one of one mereka yang mau diwawancarai suka minta list pertanyaannya terutama para bos”.
            Perbedaan antara wartawan infotiment dan yang bukan juga dapat dilihat dari cara mereka meliput beritanya dan angle dalam mengambil gambar atau foto. Mereka para wartawan infotiment jarang sekali menampilkan gambar atau logo produk yang sedang di launching tapi justru hanya mengambil gambar atau foto artis atau tokoh penting yang hadir dalam acara. “untuk mengatasi hal itu kita pasang gambar atau logo produk dimana-mana. Jadi saat wartawan infotiment itu mengambil foto tetap gambar atau logo produk juga didapat. Itu kan juga akann di hitung ROI (Return of Investment)”
            ROI (Return of Investment) disebut juga laba atas investasi adalah rasio uang yang didapat atau hilang pada suatu investasi. Pak Hady mengatakan bahwa “ROI akan dihitung dalam arti budget milik client sudah habis berapa dalam acara ini. Misalkan 100 juta setelah Press Confrence selama sebulan atau dua bulan sudah masuk dimedia mana saja dan itu akan dihitung sesuai kita pasang iklan. Semakin tinggi perbandingan ROI maka akan semakin bagus”. Sesuai dengan kode etik jurnalis yang melarang wartawan menerima ’amplop’, agency ini juga tidak pernah membertikan wartawan uang, karena menurut Pak Hady mereka (wartawan) bersedia datang juga karna hubungan baik dan mereka mengetahui bahwa prosuk yang launching adalah produk bagus. Namun wartawan yang datang juga tidak pulang dengan tangan kosong karena mereka juga biasanya diberikan souvernir, goody bag, atau doorprice. Untuk menarik perhatian wartawan agar mau datang di Press Confrence, agency ini ternyata sangat berkreatifitas tinggi misalkan mengadakan kompetisi jurnalis atau mengemas undangan untuk wartawan dalam bentuk yang unik. Misalkan untuk launching produk baru pampres, mereka menggunakan balon yang dipakaikan pampres untuk mengemas undangan dalam bentuk seperti itu sehingga hal itu dapat menarik perhatian wartawan tapi tetap mengemasnya masih inline dengan konteksnya. “kadang juga sudah bikin bagus tapi tergantung improved dari client, kalau mereka tidak mau repot seperti itu karena mengeluarkan biaya lebih jadi mereka memilih yang biasa saja.” ujar Pak Hady ketika menjelaskan alasan client yang tidak mau repot, dan terpaksa rencana kekreatifan dari tim kreatif tidak digunakan.
            Tim media relation dalam agency ini hanya ada dua, namun pada saat hari H ada media, marketing communication, production. Dari tim media relation ini terdapat bagian media monitoring yang bertugas mengkliping berita atau menelpon wartawan untuk menanyakan perkembangan peliputan berita dalam media. Agency ini juga memilih hari kamis sebagai waktu Press Confrence yang paling ideal karena besok sudah bisa naik cetak. Meskipun masih ada client yang meminta press confrence diadakan pada hari sabtu atau minggu, tapi menurut Pak Hady justru ketika weekend wartawan yang datang akan sedikit karena mereka juga membutuhkan waktu untuk libur, terutama haru jumat tidak mungkin diadakan press confrence karena pada hari itu merupakan deadline para wartawan.
            Agency ini juga memakai jasa Event Organizer dalam pelaksanaan press confrence, “kita juga memakai EO dan kita hanya menentukan konsep tapi produksinya kita juga yang support, termasuk peralatan kita supplay ke EO. Kita lebih ke brand activity agency yang ada media relation, tim kreatif, dan digital.
                                                                                                              


                                                                                             
 Profil singkat narasumber :

Nama                           : Syaiful Hadi.
Nama Panggilan          : Hadi
Lulusan                       : Jl. Tebet barat dalam VI H. No 12 jaksel
Akademik                   : Lulusan IISIP Jakarta periklanan,
Bekerja                        : Kerja di BBDO Proximity Indonsia
Jabatan                        : Director of production dari 2004-sekarang

0 komentar:

Posting Komentar