Proposal merupakan bentuk kegiatan komunikasi bisnis dalam lingkup organisasi/perusahaan. Sebuah proposal mengandung gagasan, maksud atau harapan yang ingin disampaikan pada suatu khalayak tertentu, sebagai target. Tidak jarang, muncul anggapan, kemahiran menulis proposal itu, hanyalah sekedar pekerjaan administratif dan karena itu, tidak menuntut kemampuan konseptual. Padahal, kemampuan menulis proposal merupakan sebuah kompetensi inti, yang telah menjadi bagian dari tugas para praktisi Humas.
Dalam berbagai literatur komunikasi bisnis, terlihat kemampuan menulis proposal mendapat proporsi yang cukup besar. Isi sebuah proposal harus jelas, sistematis, sehingga bisa secara gampang dipahami oleh pembaca proposal itu. Karena itu, pada tahap awal harus bisa dipastikan, siapa yang menjadi target sasaran dari proposal yang akan dibuat? Pemahaman menyangkut target khalayak pun, akan berpengaruh pula pada persoalan bahasa yang digunakan. Bahasa, sebagai suatu alat komunikasi, bisa menjelaskan secara baik, jelas, lengkap, dan terbuka gagasan seseorang. Bahasa itulah yang mewakili maksud penulis proposal sehingga bisa dipahami, dimengerti atau diterima oleh pihak lain. Bahasa yang digunakan dalam proposal, tentu yang bersifat formal, namun dengan cara komunikatif. Selain memahami target khalayak yang akan dituju, proposal pun sangat bergantung pada tujuan pembuatan; untuk menjalankan sebuah proyek/event, mencari dana, atau untuk menjalin kerjasama dengan pihak lain.
Penyajian isi proposal sebagaimana yang telah diuraikan diatas, berhubungan pula dengan aspek lain, yang tidak kalah penting, yaitu rancangan atau desain proposal itu sendiri. Sejauh mana proposal itu menarik? Penyajian berbagai ilustrasi berupa foto, gambar, lambang dan sebagainya, akan membantu pembaca memahami secara cepat maksud dari penulis, dan hal itu tentu bisa membantu pembaca menyimak apa disampaikan dalam proposal itu. Begitupun halnya yang berkaitan dengan sistematika proposal. Semua faktor ini akan turut mendukung keefektivitasan penyampaian pesan, seperti yang tertuang dalam isi proposal.
Di balik semuanya itu, agar bisa menghasilkan sebuah proposal yang berbasis data dan fakta yang meyakinkan, hal yang sangat perlu dilakukan sebelum menuangkan gagasan adalah melakukan semacam pengumpulan informasi atau data, sehingga bisa menguasai permasalahan yang akan diuraikan dalam proposal itu. Idealnya, seorang Humas harus melakukan semacam kegiatan penelitian sederhana, semacam mengumpulkan data sekunder. Pada tahap ini, berbagai dokumen yang bisa menjadi referensi perlu dipelajari/disimak secara baik. Bahkan, berbagai informasi atau masukan yang mungkin diperoleh dari komponen stakeholders, yang merupakan input untuk organisasi, perlu dicermati dengan baik sehingga bisa menjadi pendukung argumen dalam penulisan proposal itu.
Sebuah proposal yang didukung data serta informasi akurat, lengkap, dan dibangun dengan argumen logis, menggunakan format sajian yang menarik, akan mampu mengundang minat pembaca bahkan mungkin, menjalin kerjasama. Proposal yang baik akan turut membantu kelancaran kegiatan Humas.
Sumber : Warta PERHUMAS Online
0 komentar:
Posting Komentar